Jumat, 27 Januari 2012

Kualitas Pendidikan di Indonesia

Ada masa-masa ketika aku berpikir tentang apa yang membuat negaraku Indonesia berbeda dengan beberapa negara maju lain di dunia, dan apa saja hal yang bisa dilakukan untuk membuat Indonesia bangkit menjadi sebuah negara maju dengan masyarakatnya yang lebih sejahtera; dimana jawaban yang selalu muncul di benakku dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut selalu berkaitan dengan pendidikan yang baik.
Bagiku pendidikan adalah suatu kata kunci bagi kemajuan Indonesia. Dan pendidikan disini tidak hanya termasuk kesempatan pendidikan yang bisa diperoleh oleh semua lapisan masyarakat beserta perbaikan sistem pendidikannya, tapi juga termasuk di dalamnya pendidikan di bidang moral dan budaya.
Kenapa pendidikan menurutku sangat penting bagi syarat kemajuan Indonesia? Tak terlalu sulit bagiku mencari sebuah alasan. Sedikit saja kita berjalan dari rumah, maka akan kita lihat di perempatan jalan banyak anak-anak gelandangan, pengemis, pengamen, dan lain-lain, yang masih berada di usia sekolah. Bukankah hal ini sama saja dengan hilangnya potensi yang ada pada anak-anak Indonesia tersebut ? Padahal jika diberi pendidikan yang baik, bisa jadi di antara mereka ada yang akan menjadi pemimpin yang hebat, teknokrat, ilmuwan, dokter, guru, seniman, dan sebagainya, yang bisa berguna bagi orang banyak, dan barangkali bisa mengangkat harkat martabat bangsa di dunia internasional dengan prestasinya. Tapi karena mereka tak diarahkan dan diberi pendidikan maka sia-sia lah potensi otak dan bakat anak-anak tersebut.
Dan sesungguhnya jumlah anak-anak yang senasib dengan mereka ini ada banyak di negara kita, dan ditengarai jumlahnya mencapai belasan juta orang. Sungguh suatu fakta yang menyesakkan bagi pihak-pihak yang mencintai dan menginginkan perbaikan di negara ini.
Itu tadi adalah jumlah anak putus sekolah yang tak bisa menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya hingga selesai. Maka jumlah anak-anak Indonesia yang menyelesaikan pendidikannya hingga perguruan tinggi makin sedikit lagi. Walau ada di antara tamatan sekolah tingkat atas itu yang memiliki kemampuan belajar yang baik, namun karena alasan keuangan mereka pun terpaksa tak bisa meneruskan pendidikannya.
Sangat menyedihkan memang fakta pendidikan di Indonesia, padahal pendidikan sangat menentukan kualitas suatu bangsa, dan salah satu gerbang kesuksesan bagi generasi penerus bangsa. Apalagi kita dihadapkan dengan era globalisasi, dimana persaingan sudah tak lagi mengenal batas negara, dan menyangkut berbagai sektor dan profesi. Jika tak dilakukan upaya perbaikan pendidikan secara nyata, maka bangsa Indonesia hanya akan menjadi pecundang di bawah bangsa-bangsa lain di dunia.
Tanpa memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya, tentu tak akan muncul generasi baru yang lebih cerdas, kritis, dan kreatif untuk membawa Indonesia keluar dari keterpurukan moral saat ini. Bagaimana mungkin bisa terpilih para wakil rakyat yang berkualitas, yang tak hanya bermodalkan nama besar, uang, dan segala hal yang berbau politis lainnya, jika rakyat yang memilihnya sebagian besar berpendidikan dan berwawasan di bawah rata-rata ? Hanya dengan rakyat yang berpendidikan tinggi dan berkualitas lah bisa dihasilkan para pimpinan yang berkualitas pula di dalam sebuah demokrasi.
Pendidikan juga bisa dijadikan sarana untuk menanamkan nilai-nilai penting dalam kehidupan. Sistem pendidikan yang baik, yang dapat dijangkau semua lapisan masyarakat tentunya akan mengajarkan pada anak-anak tentang pentingnya nilai-nilai moral dan agama, menaati hukum, pentingnya hidup disiplin, perlunya memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan, dan seterusnya.
Jika ditanamkan sejak dini di sekolah-sekolah, diikuti dengan penerapan dan contoh yang diberikan lingkungannya, maka diharapkan bangsa ini bisa menjadi makin disiplin, beretos kerja tinggi, dan semakin bersih dari KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme), dan peduli terhadap pelestarian lingkungannya.
Pendidikan yang baik harus bisa memberikan pendidikan dasar dan menengah pada semua anak bangsa, tak peduli apa pun caranya, termasuk dengan menggratiskannya. Dan gratis jangan hanya sekedar slogan belaka, sementara kenyataannya pungutan dengan segala bentuknya ada dimana-mana.
Pendidikan yang baik harusnya juga mampu meningkatkan kualitas manusia-manusia yang dididiknya secara nyata, tidak hanya menciptakan lulusan-lulusan yang bermodalkan ijazah dan gelar belaka tanpa skill dan pengetahuan di kepala. Pendidikan yang baik juga tidak akan menghasilkan para lulusan ujian nasional melalui aksi contek masal di nyaris semua sekolahnya.
Pendidikan yang baik pun harus ditunjang oleh guru dan pendidik yang berkualitas. Sudah sepantasnyalah Indonesia memiliki guru-guru dari para sarjana yang merupakan lulusan terbaik dari berbagai universitas, sebagaimana beberapa negara maju lainnya di dunia, dengan tes dan seleksi ketat, sementara mereka pun ditinggikan tingkat kesejahteraannya.
Pendidikan yang baik juga hendaknya yang memperhatikan anak didikannya yang berprestasi, yang menyalurkan potensi besar pada mereka, bukan malah membiarkankan mereka jatuh ke tangan pihak asing dengan segala bentuk beasiswanya sehingga habislah masa-masa produktif mereka untuk kepentingan negara luar. Terkait hal ini, saya teringat dengan kisah nyata pertemuan antara mahasiswa Indonesia dengan sesama mahasiswa asing asal Kazakhstan di Singapura. Yang dari Indonesia berstatus penerima beasiswa dari negara Singapura dengan kewajiban bekerja di negara tersebut atau mengembalikan beberapa biaya yang diberikan kepadanya setelah bekerja, sementara yang dari Kazakhstan adalah penerima beasiswa utuh dari negaranya sendiri yang sengaja dikirim oleh pemerintahnya.
Pendidikan yang baik pun harus ditunjang oleh semua pihak di negeri ini. Keberhasilan di dunia pendidikan juga harus didukung contohnya oleh media, terutama siaran media elektroniknya. Jangan hanya diisi dengan acara-acara yang mengejar rating dan keuntungan belaka, sementara nyaris isinya hanya berkisar pada sinetron, gosip artis, dan acara musik semata.
Dan pada akhirnya, pemerintah pun diharapkan memberikan dukungan penuh bagi kemajuan dunia pendidikan melalui kebijakan dan langkah yang kongkrit. Belajarlah dari Jepang dan negara sejenisnya yang mampu membalikkan kondisi negaranya dalam sekejap, dari sebuah negara yang mengandalkan samurainya hingga menjadi negara yang terdepan dalam penguasaan teknologi, semata-mata karena mampu mengirim putra-putra bangsa nya untuk mempelajari dan “mencuri” teknologi kemudian memodernisasi negaranya.
Dan mulailah negara ini menghargai orang-orang yang berprestasi, menyalurkan kemampuan mereka, dan menempatkan mereka pada posisi yang selayaknya, sehingga putra-putra bangsa yang hebat-hebat yang tersebar di berbagai belahan dunia bisa kembali pulang dan memberikan karya terbaik bagi bangsanya. Dan berikanlah kesempatan yang lebih besar lagi di bidang penelitian dan pengembangan (R&D) ilmu dan teknologi.
Dan juga mulailah bangsa ini berpikir bagaimana mengubah pola pikir dan budaya negatif yang ada. Jadilah bangsa yang lebih agresif, lebih ambisius dengan pencapaian prestasi, dan meninggalkan segala budaya malas dan hanya asal kerja. Masa-masa kejayaan dan kebanggaan akan kekayaan alam kita sudah mulai sirna. Kesusahan hidup sudah tampak dimana-mana. Alam pun sudah tak lagi ramah untuk dijadikan tempat bersandar. Maka pada sebuah generasi baru harapan kebangkitan Indonesia itu ada. Generasi dengan budaya dan semangat baru. Tapi yakinlah kebangkitan dan kemajuan Indonesia itu hanya sebuah keniscayaan belaka tanpa kerja keras yang sungguh-sungguh dan perbaikan di bidang pendidikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar